SATUAN ACARA PENYULUHAN ROM
Judul : ROM
Hari/tanggal : Sabtu 17 mei 2014
Tempat : Ruang C RS. Lavalette
Lama : 30 menit
Penyaji : Mahasiswa Poltekkes kemenkes malang
Audiens : Keluarga / klien di Ruang C RS Lavalette
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
1. Latar Belakang
Pasien
yang mengalami perawatan tirah baring dengan waktu yang lama tanpa melakukan
aktivitas apapun sangat mudah mengalami kontraktur pada otot-otot persendian.
Gangguan pemenuhan aktivitas yang dialami oleh pasien akan menyebabkan tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pasien yang lain di mana semua itu akan
menghambat proses penyembuhan. Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang
untuk bergerak bebas dan imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas. Keperawatan klinik menghendaki perawat untuk
menggabungkan ilmu pengetahuan dan keterampilan ke dalam praktik. Salah satu
komponen keterampilan adalah mekanika tubuh. Salah satu istilah untuk
menggambarkan usaha untuk mengkoordinasikan sistem muskuloskeletal.
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang mengapa dan bagaimana otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan pergerakan secara aman. Dalam mempergunakan mekanika tubuh yang tepat, perawat perlu mengerti mengenai konsep pergerakan, termasuk bagaimana mengkoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari sistem muskuloskeletal (otak, otot, skelet dan syaraf yang berperan).
Pada kondisi tertentu, klien dapat kehilangan kemampuan untuk melakukan pergerakan atau aktivitas. Kondisi seperti ini dapat terjadi karena gangguanpada sistem muskuloskeletal. Baik itu otak, otot, skelet maupun syaraf sistem tersebut.klien dapat kehilangan kemampuan dalam menggerakkan ekstrimitasnya dan anggota gerak lainnya. Ekstrimitas yang tidak digerakan dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan atrofi otot atau pengecilan massa otot karena otot tidak pernah dipergunakan untuk beraktivitas. Klien dengan gangguan mobilisasi harus menjadi perhatian perawat untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika telah terjadi atrofi pada klien dengan gangguan mobilisasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perawat dalam mengintervensi gangguan mobilisasi dan mencegah atrofi adalah dengan memberikan tindakan Range of Motion (ROM).
2. Tujuan
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang mengapa dan bagaimana otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan mempertahankan pergerakan secara aman. Dalam mempergunakan mekanika tubuh yang tepat, perawat perlu mengerti mengenai konsep pergerakan, termasuk bagaimana mengkoordinasikan gerakan tubuh yang meliputi fungsi integrasi dari sistem muskuloskeletal (otak, otot, skelet dan syaraf yang berperan).
Pada kondisi tertentu, klien dapat kehilangan kemampuan untuk melakukan pergerakan atau aktivitas. Kondisi seperti ini dapat terjadi karena gangguanpada sistem muskuloskeletal. Baik itu otak, otot, skelet maupun syaraf sistem tersebut.klien dapat kehilangan kemampuan dalam menggerakkan ekstrimitasnya dan anggota gerak lainnya. Ekstrimitas yang tidak digerakan dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan atrofi otot atau pengecilan massa otot karena otot tidak pernah dipergunakan untuk beraktivitas. Klien dengan gangguan mobilisasi harus menjadi perhatian perawat untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika telah terjadi atrofi pada klien dengan gangguan mobilisasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perawat dalam mengintervensi gangguan mobilisasi dan mencegah atrofi adalah dengan memberikan tindakan Range of Motion (ROM).
2. Tujuan
Tujuan dilakukannya
range of motion adalah untuk memenuhi kebutuhan aktivitas. Aktivitas pada
anggota gerak akan memperlancar sirkulasi dan perfusi jaringan. Selain itu,
koordinasi persyarafan akan menjadi lebih optimal.
Sedangkan, tujuan dilakukannya range of motion pada pasien dengan gangguan mobilisasi adalah untuk mencegah disuse atrofi syndrome pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM dapat merangsang sistem syaraf, meningkatkan perfusi jaringan sekaligus merehabilitasi sistem muskulo skeletal yang mengalami gangguan.
Sedangkan, tujuan dilakukannya range of motion pada pasien dengan gangguan mobilisasi adalah untuk mencegah disuse atrofi syndrome pada otot dengan gangguan mobilitas fisik. ROM dapat merangsang sistem syaraf, meningkatkan perfusi jaringan sekaligus merehabilitasi sistem muskulo skeletal yang mengalami gangguan.
- Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan
selama 30 menit klien / keluarga diharapkan
dapat mengerti tentang ROM pasien mau
pulang.
- Tujuan Instruksional Khusus
1. Menjelaskan tentang ROM
2. Menjelaskan tentang jenis ROM
3. Menjelaskan tentang tujuan ROM
4. Menjelaskan tentang manfaat ROM
5. Menjelaskan tentang prosedur tindakan ROM
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya
kepada klien dan keluarga klien di Ruang C RS. Lavalette
- Materi (terlampir)
A. Pengertian ROM
B. Jenis ROM
C. Tujuan ROM
D. Manfaat ROM
E. Prosedur tindakan ROM
E.
Metode
1. Ceramah dan tanya
jawab.
2.
Leaflet.
F. Kegiatan Penyuluhan
NO
|
WAKTU
|
KEGIATAN PENYULUHAN
|
KEGIATAN PESERTA
|
1.
|
5 menit
|
Pembukaan :
1.
Mengucapkan
salam.
2.
Menjelaskan
nama dan akademi
3.
Menjelaskan
tujuan pendidikan kesehatan
4.
Menyebutkan
materi yang diberikan.
5.
Menanyakan
kesiapan peserta
|
Menjawab salam
Mendengarkan
Mendengarkan
|
2.
|
10 menit
|
Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi
a.
Menjelaskan
tentang pengertian ROM
b. Menjelaskan tentang jenis ROM
c. Menjelaskan tentang tujuan ROM
d. Menjelaskan tentang manfaat ROM
e. Menjelaskan tentang prosedur
tindakan ROM
2. Tanya jawab
a. Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
|
Mendengarkan
Bertanya
|
3.
|
10 menit
|
Evaluasi:
1. Menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan mengenai gagal jantung
2. Meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan,
masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan
|
Menjawab
Menjelaskan
Memperhatikan
|
4.
|
5 menit
|
Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi
yang telah dibahas
2. Memberikan salam penutup
|
Mendengarkan
Menjawab salam
|
- Evaluasi :
1.
Peserta
mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat
2.
Peserta
mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
- Pengorganisasian
1. Penyaji :
2. Moderator :
3. Fasilitator :
MATERI ROM
A.
Pengertian Range of Mottion
Range of Motion adalah latihan
gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot,
dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik
secara aktif ataupun pasif.
(Potter and Perry, 2006).
B.
Jenis ROM
1. ROM pasif
Perawat melakukan gerakan
persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).
Kekuatan otot 50 %
2. ROM aktif
Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai
dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %
C.
Tujuan ROM
1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas
dan kekuatan otot
2. Mempertahankan fungsi jantung dan
pernapasan
3. Mencegah kontraktur dan kekakuan pada
sendi
D. Manfaat ROM
1. Sistem
kardiovaskuler
a. Meningkatkan curah jantung
b. Memperbaiki kontraksi miokardial,
kemudian menguatkan otot jantung
c. Menurunkan tekanan darah
istirahat
d. Memperbaiki
aliran balik vena
2.
Sistem pernafasan
a. Meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan
b. Meningkatkan ventilasi alveolar
c. Menurunkan kerja pernafasan
d. Meningkatkan pengembangan diafragma
3.
Sistem otot dan tulang
a. Memperbaiki tonus otot
b. Meningkatkan mobilitas sendi
c. Memperbaiki toleransi otot untuk
latihan
d. Meningkatkan massa otot
e. Mengurangi kehilangan tulang
4.
Toleransi aktifitas
a. Meningkatkan toleransi
b. Mengurangi kelemahan
5.
Faktor psikososial
a. Meningkatkan toleransi terhadap
stress
b. Melaporkan
perasaan lebih baik
c. Melaporkan pengurangan penyakit
E.
Prosedur tindakan ROM
1.
Leher, spina, serfikal
a.
Fleksi : Menggerakkan
dagu menempel ke dada, rentang 45°
b.
Ekstensi : Mengembalikan
kepala ke posisi tegak, rentang 45°
c. Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh
mungkin, rentang 40-45°
d. Fleksi
lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh mungkin kearah
setiap bahu, rentang 40-45°
e. Rotasi
: Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan sirkuler, rentang
180°
Ulangi gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
2.
Bahu
a. Fleksi : Menaikan
lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di atas kepala, rentang
180°
b. Ekstensi
: Mengembalikan
lengan ke posisi di samping tubuh, rentang 180°
c. Hiperektensi :
Menggerakkan lengan kebelakang
tubuh, siku tetap lurus, rentang 45-60°
d. Abduksi
: Menaikan
lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala,
rentang 180°
e.
Adduksi : Menurunkan lengan ke samping dan menyilang
tubuh sejauh mungkin, rentang 320°
f. Rotasi dalam :
Dengan siku pleksi, memutar bahu
dengan menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang,
rentang 90°
g. Rotasi
luar : Dengan
siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala, rentang
90°
h. Sirkumduksi
: Menggerakkan
lengan dengan lingkaran penuh, rentang 360°
Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
3.
Siku
a. Fleksi
: Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu, rentang 150°
b. Ektensi
: Meluruskan
siku dengan menurunkan tangan, rentang 150°
4.
Lengan bawah
a. Supinasi
: Memutar
lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, rentang
70-90°
b. Pronasi
: Memutar
lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah, rentang 70-90°
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
5.
Pergelangan tangan
a. Fleksi
: Menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah,
rentang 80-90°
b. Ekstensi
: Mengerakkan
jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah
yang sama, rentang 80-90°
c. Hiperekstensi :
Membawa permukaan tangan dorsal ke
belakang sejauh mungkin, rentang 89-90°
d. Abduksi : Menekuk
pergelangan tangan miring ke ibu jari, rentang 30°
e. Adduksi
: Menekuk
pergelangan tangan miring ke arah lima jari, rentang 30-50°
Ulang
gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
6.
Jari- jari tangan
a.
Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°
b.
Ekstensi :
Meluruskan jari-jari tangan, rentang
90°
c.
Hiperekstensi :
Menggerakan jari-jari tangan ke
belakang sejauh mungkin, rentang 30-60°
d. Abduksi
: Meregangkan
jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30°
e.
Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang
30°
Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
7.
Ibu jari
a. Fleksi
: Menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang
90°
b. Ekstensi
: Menggerakkan
ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90°
c.
Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
d.
Adduksi : Menggerakkan ibu jari ke depan tangan,
rentang 30°
e.
Oposisi :
Menyentuhkan ibu jari ke setiap
jari-jari tangan pada tangan yang sama
Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
8.
Pinggul
a. Fleksi
: Menggerakkan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
b. Ekstensi
: Menggerakkan
kembali ke samping tungkai yang lain, rentang 90-120°
c. Hiperekstensi :
Menggerakkan tungkai ke belakang
tubuh, rentang 30-50°
d. Abduksi
: Menggerakkan
tungkai ke samping menjauhi tubuh, rentang 30-50°
e. Adduksi
: Menggerakkan
tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang 30-50°
f. Rotasi dalam :
Memutar kaki dan tungkai ke arah
tungkai lain, rentang 90°
g. Rotasi
luar : Memutar
kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain, rentang 90°
h.
Sirkumduksi :
Menggerakkan tungkai melingkar
Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
9.
Lutut
a. Fleksi
: Menggerakkan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
b.
Ekstensi : Mengembalikan tungkai kelantai, rentang
120-130°
Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
10. Mata
kaki
a. Dorsifleksi : Menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki
menekuk ke atas, rentang 20-30°
b. Flantarfleksi
: Menggerakkan
kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah, rentang 45-50°
Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
11. Kaki
a.
Inversi :
Memutar telapak kaki ke samping dalam,
rentang 10°
b.
Eversi :
Memutar telapak kaki ke samping luar,
rentang 10°
Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
12. Jari-Jari
Kaki
a.
Fleksi :
Menekukkan jari-jari kaki ke bawah,
rentang 30-60°
b.
Ekstensi :
Meluruskan jari-jari kaki, rentang
30-60°
c.
Abduksi : Menggerakkan jari-jari kaki satu dengan yang
lain, rentang 15°
d.
Adduksi : Merapatkan kembali bersama-sama, rentang
15°
Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8. EGC, Jakarta.
Price S.A, Lorraine MW. Patophysiology, konsep klinis proses-proses penyakit. EGC,
Jakarta.
Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.
Triyanto, E. 2006. Range of motion. Modul skill lab keperawatan edisi 3 univ. Jenderal Soedirman NANDA, 2005, Nursing diagnoses; Definitions & Classification, Nanda
Potter & perry, 2006, Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4, EGC, Jakarta.
Triyanto, E. 2006. Range of motion. Modul skill lab keperawatan edisi 3 univ. Jenderal Soedirman NANDA, 2005, Nursing diagnoses; Definitions & Classification, Nanda
Internasional, Philadelphia.
Johnson, M, Maas, M, & Moorhead S 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC),
Johnson, M, Maas, M, & Moorhead S 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC),
Mosby, New York.
McSloskey, JC, Bulechek, GM, 2000, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby,
McSloskey, JC, Bulechek, GM, 2000, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby,
New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar